Rabu, 13 Agustus 2014

Micro Jigging Craze!

Micro Jigging? Apa itu? Apa yang baru dari ini? Bukannya jigging adalah salah satu teknik mancing tertua? Apa hebatnya? Apa yang menarik dari ini? Menurut John Eichelsheim, dikutip dari  artikelnya yang dimuat di salah satu situs berita online, teknik memancing ini tercatat pertama kali digunakan oleh para angler di New Zealand yang kemudian berkembang kemana-mana, terutama negara-negara Asia, walau tidak dijelaskan secara jelas siapa yang pertama kali mengembangkannya. Di Indonesia sendiri, teknik ini baru benar-benar mulai mewabah pada akhir tahun 2013. Adhek Amerta sang maestro pancing Indonesia menjadi salah satu angler yang ikut memulai penggunaan teknik ini dan secara tidak langsung ikut menyebarkan racunnya dengan memperlihatkan penggunaan teknik Micro Jigging pada beberapa episode acara mancing yang ditayangkan oleh sebuah stasiun tv swasta di Indonesia. Selain melalui acara TV, meratanya penggunaan media sosial di internet ditengarai juga turut berperan mempercepat perkembangan teknik ini sampai mencapai fase "wabah" dalam waktu singkat, diantaranya grup-grup pemancing di media sosial Facebook yang mengkhususkan diri pada penggunaan teknik ini di Indonesia seperti grup Micro Jig Angler Indonesia dengan anggota lebih kurang 1600 orang yang dimoderatori oleh salah satu senior memancing di Indonesia yaitu Yanto Wong Solo.

Salah satu yang menggelitik saya untuk membuat tulisan ini, adalah pertanyaan, mengapa teknik Micro Jigging ini bisa berkembang dan mewabah dengan lebih cepat dibanding penggunaan teknik mancing lain yang sudah lebih dulu eksis? Hal ini mirip-mirip dengan memboomingnya teknik Popping pada awal tahun 2000an, walau skalanya mungkin tidak sebesar itu. Mari kita coba kupas satu-persatu dan sedikit-sedikit saja :) . Sebenarnya apa itu Micro Jigging? Menurut Jarrod Day, (yang sedikit membedakan dengan teknik Jigging) Micro Jigging adalah memancing dengan menggunakan umpan Jig dengan ukuran panjang antara 60-80 mm, berat 10-40gr, dengan menggunakan Reel kelas 3000 - 4000 (walau kemudian menurut beberapa pemancing penggunaan Reel kelas maksimum 2500 lebih menarik), yang dipasangkan dengan Rod kelas 8-16 lbs, Line kelas 8-12 lbs, Leader line kelas maksimum 20 lbs dan peralatan pendukung lainnya pada kelas yang setara. Lokasi yang menjadi spot ideal untuk menerapkan teknik memancing ini adalah karang dalam, kapal karam, tandes, atau lokasi-lokasi lain tempat berkumpulnya ikan demersal maupun anakan pelagis di laut dengan kedalaman dikisaran 20-40 meter ataupun drop-off dengan kedalaman 5-10 meter dengan arus yang tidak terlalu deras  seperti yang disebutkan dalam artikel yg dimuat Yanto Wong Solo di grup Micro Jig Angler tersebut.

Dari fakta-fakta tersebut di atas, sepertinya kita dapat sedikit menguak penyebab cepatnya perkembangan teknik ini. Penggunaan light tackle dan spot yang tidak terlalu dalam (yang hampir dapat selalu di-identikkan dengan jarak spot yang tidak jauh dari daratan) diyakini merupakan beberapa faktor yang mendukung hal tersebut. Membayangkan dan merasakan sensasi (tingginya kemungkinan) strike dari ikan-ikan predator dengan ukuran (yang seringkali) melebihi kelas dari tackle yang digunakan merupakan salah satu candu yang hampir dapat dipastikan tidak akan dapat ditolak oleh angler dengan style memancing apapun. Disamping faktor-faktor diatas, penggunaan tackle yang hampir 100% persen mirip dengan tackle yang digunakan pada teknik casting (yang mencolok, hanya beda panjang butt section pada rod, dimana untuk Micro Jig akan lebih nyaman dan umum menggunakan Rod dengan butt panjang), menyebabkan "castinger-castinger" yang mulai kehabisan spot casting yang dihajar oleh setrumer, putaser dan sejenisnya, jadi memiliki pelampiasan baru dalam memancing tanpa perlu menambah inventaris mereka dengan tackle-tackle yang harganya seperti emas, gak ada turunnya, hehehe, terkecuali tentunya untuk pembelian jig dan aksesoris pendukung jig. Walau memang, tidak dapat dibuktikan secara empiris alasan ketertarikan ini apakah hanya karena kehabisan spot atau memang ingin mencoba style baru selain teknik lempar-gulung yang biasa mereka lakukan. Selain itu, variasi dari jenis-jenis ikan yang kemungkinan didapat sebagaimana yang biasa ditemui pada teknik Jigging juga merupakan tambahan penarik bertumbuhnya minat Weekend Angler dan Fulltime Angler (kerjaannya Mancing, hobinya Ngantor, hehehe) untuk mendalami teknik ini.

Apapun itu, bagi seorang penggemar mancing sejati, perjuangan menipu si pisces dengan tackle, teknik (termasuk Handline Fishing, manciang kapuyan kalo kata orang Awak, yang oleh sendiri IGFA sering di anak tirikan), kelas, spot, gaya apapun akan tetap dinikmati, selama ikannya tetap nyambar, hehehe. Kalaupun tidak, bonus berupa udara segar disertai pemandangan alam yang sudah pasti lebih indah dibandingkan hanya dilihat dari tv, perjalanan dan perjuangan untuk mencapai spot, canda tawa dengan sesama pemancing, rasanya juga sudah lebih dari cukup

Salam Rajin Pangkal Strike!!!
bloer3y@yahoo.com

Sumber (Source):
http://www.stuff.co.nz/sport/fishing/8637692/Micro-slow-jigging
http://www.fishingboating-world.com/Lure-fishing-for-snapper/116509
https://www.facebook.com/notes/micro-jig-angler-indonesia/apa-itu-micro-jig/562524020532417

Sumber Foto (Pic Source): 
http://jonestackle.com.au/tag/micro-jigging/
http://jonestackle.com.au/tag/ima-gun-jigs-ima-barbarossa/
http://tacklefever.blogspot.com/2013/07/ultra-light-jigging.html
http://www.downriggershop.com.au/21-march-2013.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar